Day: September 27, 2018
Berburu Kuliner di Singkawang
Kota Singkawang (San Keuw Jong) merupakan sebuah kota yang berada di Kalimantan Barat, yang terletak sekitar 145 kilometer sebelah utara Pontianak. Kota ini mempunyai jumlah penduduk sekitar 186 ribu jiwa dengan mayoritas penduduknya keturunan Tionghoa, Melayu, dan Dayak. Singkawang dengan mayoritas penduduk keturunan Tionghoa yang memeluk agama Buddha dan Khonghucu membuat kota ini banyak bangunan-bangunan vihara dan kelenteng yang berada di kota ini. Kota Singkawang kaya akan kuliner yang wajib dicoba bila Anda berada atau berkunjung ke kota ini.
Berikut ini kuliner yang ada di Kota Singkawang, yaitu :
1. Bubur Gunting
Singkawang memiliki banyak kuliner dengan sajian buburnya, yaitu bubur gunting yang sangat lezat. Bubur gunting terbuat dari bahan kacang hijau yang sudah dikupas, kemudian kacang hijau yang sudah dikupas dicampur dengan air gula, daun pandan, tepung kanji kental, dan cakwe kering yang digunting kecil-kecil. Oleh sebab karena cakwe yang digunting kecil ini, bubur ini dinamakan bubur gunting. Bubur ini dapat Anda temukan di pinggir jalan disaat pagi hari karena bubur gunting merupakan salah satu favorit kuliner untuk sarapan.
2. Choi Pan
Jika dilihat dengan sepintas, penganan makanan choi pan (bahasa Hakka) ini sangat mirip dengan pastel atau kroket. Bagi Anda yang berada di Singkawang dan tidak mencoba makanan choi pan ini, maka Anda rugi sekali. Makanan choi pan terbuat dari bahan tepung beras yang diisi dengan bengkuang yang telah diiris tipis, talas, daging ayam. udang, dan ikan. Choi pan yang telah selesai dikukus akan ditaburkan bawang
putih goreng di atasnya, choi pan akan terasa nikmat dan lezat ketika Anda santap begitu siap dikukus serta ditambahkan saus sambal.
Sejarah Kota Singkawang
Kota Singkawang atau dikenal juga dengan San Keuw Jong adalah sebuah kota yang berada di Kalimantan Barat, Indonesia. Singkawang terletak 145 km sebelah utara dari Kota Pontianak, yang merupakan ibukota provinsi Kalimantan Barat yang dikelilingi oleh pegunungan Poteng, Pasi, dan Sakok. Nama Singkawang atau San Keuw Jong berasal dari bahasa Hakka, yang mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut dan estuari. Pada awalnya Singkawang merupakan sebuah desa yang merupakan bagian dari wilayah kesultanan Sambas, desa Singkawang adalah sebagai tempat persinggahan untuk para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Kebanyakan para pedagang dan penambang berasal dari negeri China, para pedagang dan penambang tersebut sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu mereka beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya.
Pada waktu itu, mereka atau orang Tionghoa menyebut nama Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka melihat dari segi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pegunungan dan sungai, yang dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai dan akhirnya sampai ke muara laut. Kota Singkawang pada mulanya merupakan bagian dan ibukota dari wilayah Kabupaten Sambas dengan status Kecamatan Singkawang dan kota Singkawang menjadi Administratif Singkawang pada tahun 1981. Kota Singkawang (San Keuw Jong) pernah diusulkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang melalui usul pemekaran Kabupaten Sambas menjadi tiga daerah otonom.
Pada saat itu melalui UU Nomor 10 tahun 1999, pemekaran yang disetujui oleh pemerintah hanya pemekaran Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang dari Kabupaten Sambas yang disetujui. Sehingga wilayah Singkawang menjadi bagian dari Pemerintahan Kabupaten Bengkayang. Keputusan tersebut tidaklah membuat suruh masyarakat Singkawang dalam memperjuangkan Singkawang menjadi daerah otonom dan akhirnya Singkawang ditetapkan menjadi daerah otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang (San Keuw Jong), diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah atas nama Presiden Republik Indonesia.