Day: August 9, 2018
Kisah Sejarah Cina Kuno dan Dinasti Cina
Berbicara tentang sejarah, tentu saja sejarah Cina yang paling banyak dibicarakan oleh banyak orang karena merupakan salah satu sejarah dengan kebudayaan tertua di dunia. Arkeologi dan antropologi yang ditemukan sepanjang daratan Cina, banyak sekali menemukan fosil manusia purba yang pernah hidup sekitar 1,7 juta tahun yang lalu. Bahkan di Cina pernah ditemukannya peralatan batu di situs Xiaochangliang yang telah berumur 1,36 juta tahun yang lalu dan sebuah situs arkeologi Xihoudu yang berada di provinsi Shanxi menemukan bahwa yang paling awal penggunaan api adalah oleh Homo erectus, yang sudah berumur sekitar 1,27 juta tahun yang lalu.
Sejarah Cina atau Tiongkok di awali dengan Dinasti-dinasti, dan Dinasti Xia yang menjadi Dinasti pertama yang pertama kali ada di Cina atau Tiongkok. Dinasti Xia (Hsia) didirikan oleh Yu Yang yang berkuasa 2100 SM – 1600 SM. Dinasti selanjutnya adalah Dinasti Shang yang berkuasa dari tahun 1600 SM – 1046 SM yang dimulai dari Raja Tang sampai Raja Zhou yang menjadi raja terakhir dari Dinasti Shang, pada dinasti ini masyarakatnya mempercayai banyak sekali dewa-dewa dan yang tertinggi adalah dewa Sang-Ti. Mereka juga mempercayai bahwa setiap orang yang sudah meninggal dunia dari nenek moyang, orang tua dan kakek-nenek mereka akan menjadi dewa.
Selanjutnya adalah Dinasti Zhou yang tercatat dalam sejarah Cina (Tiongkok) adalah dinasti yang terlama berkuasa dari tahun 1046 SM – 256 SM. Dinasti Zhou dan Dinasti Zhang terlibat perang yang terkenal dengan Pertempuran Muye, dalam perang tersebut dimenangkan oleh Dinasti Zhou. Pada dinasti ini ratusan negara bermunculan dengan masing-masing daerah mempunyai kekuasaan tersendiri walaupun ada negara yang hanya seluas ukuran desa saja. Selanjutnya Dinasti Qin yang berhasil menyatukan seluruh daratan Cina (Tiongkok). Raja Qin Shi Huang yang pertama kali dalam sejarah Cina (Tiongkok) yang dinobatkan menjadi Kaisar pertama Tiongkok bersatu dibawah satu pimpinan.
Selanjutnya adalah Dinasti Han yang dipimpim oleh seorang petani yang memimpim pemberontakan terhadap dinasti sebelumnya ( Dinasti Qin) yang bernama Liu Bang. Dinasti Han berkuasa pada tahun 206 SM – 220. Setelah dinasti Qin adalah Zaman Tiga Negara (Wei, Wu dan Shu) yang dimana daratan Cina (Tiongkok) yang dikuasai Dinasti Han kehilangan kekuasaan. Zaman Tiga Negara berkuasa dari tahun 220 – 280. Dinasti Jin dan Enam Belas Negara yang berkuasa dari tahun 280 – 420, dimana Dinasti Jin mempersatukan kembali Tiongkok untuk sementara waktu pada tahun 280. Dinasti Utara dan Selatan yang berkuasa dari tahun 420 – 589 menyusul keruntuhan Dinasti Jin, di era Dinasti Utara dan Selatan ini merupakan masa berkembangnya seni dan budaya, penyebaran Agama Buddha dan Taoisme, serta kemajuan teknologi.
Dinasti Sui yang berkuasa dari tahun 586 – 618, dimana kembali berhasil mempersatukan Cina (Tiongkok) pada tahun 589. Selanjutnya Dinasti Tang yang berkuasa dati tahun 618 – 907, dimana pada Agama Buddha menjadi agama mayoritas yang dianut oleh keluarga kerajaan dan serta penduduknya. Lima Dinasti dan Sepuluh Negara yang berkuasa dari tahun 907 – 960, dimana Dinasti Tang. Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat yang berkuasa dari tahun 960 – 1279, di masa ini daratan Cina (Tiongkok) dikuasai oleh beberapa dinasti.
Dinasti Yuan yang berkuasa pada tahun 1279 – 1368 yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh seorang Kublai Khan, pada masa itu dinasti ini menguasai daratan Cina (Tiongkok) setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin dan Dinasti Song. Dinasti Ming yang berkuasa pada tahun 1368 – 1644, di masa ini dikarenakan terjadi banyak sekali bencana alam dan rasa ketidaksukaan atas kekuatan asing yang menguasai negara Cina (Tiongkok), akhirnya menimbulkan pemberontakan yang akhirnya menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan yang merupakan dinasti yang didirikan oleh Mongolia. Selanjutnya adalah dinasti yang terakhir adalah Dinasti Qing, dimana banyak sekali terjadi pemberontakan sebelum akhirnya terjadi revolusi menuju Zaman modern.
Kaisar Xuantong, Kisah Kaisar Terakhir Puyi
Kaisar terakhir Cina ternyata dari Dinasti Qing yang sejak berumur 2 tahun sudah mendapatkan gelar Kaisar. Puyi yang dikenal sebagai Kaisar Xuantong lahir pada tanggal 7 Februari 1906 di Beijing, Cina. Puyi yang berasal dari klan Aisin Gloro suku Manchu, merupakan penguasa ke 12 dari Dinasti Qing dan juga dikenal sebagai The Last Emperor (Kaisar Terakhir). Kaisar Puyi merupakan anak dari Pangeran Chun (Ayah) dan Guwalgiya Youlan (Ibu), pada tahun 1934 ia mendeklarasikan diri sebagai Kaisar Kangde dari negara boneka Manchukuo yang dikendalikan oleh Kekaisaran Jepang. Berkuasa sejak dari 2 Desember 1906 – 12 Februari 1912 dan mempunyai 5 orang istri.
Sebuah Revolusi Xinhai yang digerakkan oleh kaum nasionalis Cina yang dipimpin oleh Sun Yat, serta didukung oleh Jenderal Yuan Shikai pada akhirnya tidak terbendung lagi. Sehingga pada tanggal 12 Februari 1912, Ibu Suri Longyu mengeluarkan sebuah Dekrit Kekaisaran tentang Penurunan Tahta Kaisar Qing, untuk mendukung Revolusi Xinhai. Dengan dikeluarkannya Dekrit oleh Ibu Suri Longyu, maka Kaisar Puyi masuk ke dalam salah satu Kaisar yang paling cepat turun tahtanya. Sebuah kesepakatan atau perjanjian yang dibuat maka Puyi diperbolehkan tetap mempertahankan gelar kekaisarannya dan tetap diperbolehkan tinggal dalam Istana (Kota Terlarang), mendapatkan subsidi tahunan dari Republik Tiongkok sebesar 4.000.000 tael perak dan dapat mempertahankan tentara yang menjaga Kaisar.
Pada Tahun 1924 oleh seorang jenderal Feng Yuxiang, Puyi diusir dari Kota Terlarang dan kemudian menetap di kedutaan besar Jepang selama lebih kurang satu setengah tahun. Puyi yang masih berambisi untuk kembali menduduki tahta kaisar, kemudian menulis sebuah surat kepada Menteri Pertahanan Jepang, bahwa dirinya ingin kembali ke singgasana kekasisaran. Dengan bantuan Jepang pada tahun 1932, Puyi diangkat oleh Jepang menjadi Kaisar Manchukuo. Sebagai Kaisar Manchukuo yang dikendalikan oleh Jepang atau boneka Jepang, tidak dapat sesuka hatinya bisa mengambil keputusan dikarenakan Kaisar Puyi diawasi dengan ketat oleh Jepang.
Di akhir Perang Dunia II, Jepang yang mengalami kekalahan dimana-mana harus kembali ke negaranya Jepang. Kaisar Puyi dan keluarganya ikut mau melarikan diri ke Jepang bersama dengan tentara Jepang, ditangkap oleh Tentara Merah Soviet (Uni Soviet) dan dibawa ke Rusia pada tanggal 16 Agustus 1945. Di Cina sendiri yang terjadi perang sipil antara Nasionalis dan Komunis, yang berakhir dengan kemenangan Komunis yang dipimpim oleh Mao Zedong pada tahun 1949. Saat Cina yang di bawah pimpinan Mao Zedong, Puyi dikembalikan ke Cina (Tiongkok) setelah adanya negosiasi antara pemerintahan Uni Soviet dan Cina (Tiongkok). Puyi yang akhirnya tinggal di Beijing hingga kematiannya pada 17 Oktober 1967 saat Puyi berusia 61 tahun.