Kekaisaran Sasaniyah
Posted in Hot News

Kekaisaran Sasaniyah

TempePedia kali ini akan membahas tentang sejarah Kekaisaran Sasaniyah atau dikenal sebagai Kekaisaran Wangsa Sasan (Kekaisaran Persia Baru) adalah Kekaisaran Persia pra-Islam terakhir yang berkuasa pada tahun 224-651 M. Kekaisaran ini diakui sebagai salah satu dari kekuatan utama di Asia Barat, Selatan, dan Tengah, bersama dengan Kekaisaran Bizantium, dan Kekaisaran Romawi, dalam periode selama 400 tahun. Kekaisaran ini didirikan oleh Ardashir I, setelah dia meruntuhkan Kekaisaran Parthia. Wilayah kekuasaan kekaisaran ini meliputi wilayah yang kini menjadi Afganistan, Armenia, Irak, Iran, Suriah, Pakistan, Kaukasia, Arabia, Asia Tengah, bagian timur Turki, dan sebagian India. Kekuasaan selama pemerintahan Khosrau II yang berkuasa pada tahun 590 hingga 628, meliputi wilayah Yordania, Israel, Palestina, Mesir, dan Libanon.

Kekuasaan Sasaniyah terbentang sepanjang periode Abad Kuno Akhir dan sebagai salah satu periode yang paling penting serta berpengaruh dalam Sejarah Bangsa Iran. Kekaisaran Sasaniyah telah banyak hal periode yang menyaksikan percapaian tertinggi dari kebudayaan Persia dan kemegahan dari Kekaisaran Iran terakhir sebelum penaklukan muslim dan berkembangnya agama Islam. Pada masa tersebut ada dua kekaisaran yang sangat terkenal dan mempunyai wilayah kekuasaan yang sangat besar, yaitu Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Sasaniyah. Bangsa Romawi juga menganggap hanya Bangsa Persia Sasaniyah sebagai satu-satunya bangsa yang berstatus sama dengan mereka. Hal in bisa dilihat dari surat yang dikirim oleh Kaisar Romawi kepada Sasaniyah Persia, yang dimana tulisan dalam surat tersebut bertuliskan kata “saudaraku”.

Kekaisaran Dinasti Sasaniyah didirikan oleh Ardashir (226-241), yang merupakan seorang keturunan kaum pendeta Dewii Anahita di istakhr, Pars (Fars). Pengaruh kebudayaan Sasaniyah terus membawa ke masa awal perkembangan dunia Islam dan dinasti kekaisaran Sasaniyah telah merubah penaklukan Islam atas Iran menjadi Renaisans Persia. Banyak hal dan kemudian dikenal sebagai arsitektur, kebudayaan, dan penulisan Islam yang diperoleh dari Sasaniyah Persia dan kemudian disebarkan pada dunia Islam yang lebih luas. Salah satu contoh adalah bahasa resmi Afghanistan, yang merupakan dialek asal dari Bahasa Persia.

Kekaisaran Parthia
Posted in Hot News

Kekaisaran Parthia

Hai guys kali ini TempePedia akan membahas tentang Kekaisaran Parthia atau dikenal juga sebagai Kekaisaran Arsakid merupakan kekuatan politik dan kebudayaan Iran yang besar di Persia Kuno. Kekaisaran ini didirikan oleh seorang pemimpin suku Parni pada sekitar abad ke-3 SM setelah dia menaklukkan wilayah Parthia, yang berada di timur laut Iran. Kekaisaran ini mencapai puncak kejayaannya setelah merebut Media dan Mesopotamia dari kekuasaan Seleukia. Kekuasaan kekaisaran Parthia terbentang dari bagian utara Efrat, sekarang ini daerah Turki tenggara sampai Iran timur. Kekaisaran Parthia terletak di daerah strategis, dimana jalur dari perdagangan tersebut adalah jalan sutra antara Kekaisaran Romawi di Cekungan Mediterania dan Kekaisaran Han di Cina, yang menjadi jalur pusat perdagangan dan perniagaan.

Peradaban Kekaisaran Parthia banyak mengadopsi seni, kepercayaan keagamaan, arsitektur, dan lambang kerajaan yang memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan kekaisaran ini mencakup kebudayaan Persia, Hellenistik, dan banyak kebudayaan lokal. Para penguasa dari Dinasti Kekaisaran Parthia memiliki gelar sebagai “Raja dari Segala Raja” dan mereka mengklaim bahwa sebagai pewaris takhta Kekaisaran Akhemeniyah. Kekasisaran ini memperluas daerah kekuasaan menjadikan pusat pemerintahan berpindah dari Nisa, Turkmenistan ke Ktesiphon di sepanjang Tigris (sebelah selatan Baghdad, Irak), dan meskipun banyak beberapa tempat lainnya yang digunakan sebagai ibu kota. Kerajaan ini memiliki musuh sejak awal Kekaisaran, yaitu Kekaisaran Sekeukia di sebelah barat dan Bangsa Skythia di sebelah timur.

Kekaisaran ini seiring dengan meluas kekuasaan ke arah barat, mereka mulai berkonflik dengan Kerajaan Armenia dan Republik Romawi. Persaingan satu sama lain antara Parthia dan Romawi untuk menjadikan raja-raja Armenia sebagai bawahan mereka. Pada “Pertempuran Carrhae” yang terjadi di tahun 53 SM dan tahun 40-39 SM, pasukan Parthia dengan mudah mengalahkan Marcus Licinius Crassus. Parthia merebut seluruh Levant, kecuali Tyre , dari kekuasaan Republik Romawi. Serangan balasan Romawi dipimpin oleh Markus Antonius terhadap Kerajaan Parthia dan berulang kalikaisar Romawi menyerang Mesopotamia selama Perang antara Romawi-Parthia. Romawi yang beberapa kali menaklukkan Kota Ktesiphon dan Seleukia, namun Romawi tidak pernah mampu menguasainya untuk waktu yang lama.

Kekaisaran Parthia ternyata mengalami perang saudara yang ternyata lebih berbahaya dibandingkan invasi dari Romawi, Kekaisaran Parthia akhirnya runtuh ketika Ardashir I, penguasa Estakhr di Fars yang memberontak terhadap kekuasaan Parthia dan membunuh pemimpin mereka, Artabbanos IV, pada tahun 224 M. Ardashir yang berhasil meruntuhkan Kekaisaran Parthia, mendirikan Kekaisaran Sassaniyah yang berkuasa di Iran. Bukti Keberadaan sejarah Parthia sangat sedikit jumlahnya, sebagian besar tentang sejarah Parthia diketahui dari sumber luar, terutama dari catatan sejarah Romawi, Yunani, dan Cina karena Parthia menjadi pasar bagi barang-barang Cina.