Belajar tentang sejarah memang tidak ada habisnya, kali ini Talong akan membahas tentang sejarah dari Kerajaan Gowa yang pernah berdiri pada awal abad ke-14. Kerajaan ini terdapat sembilan komunitas atau dikenal juga dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera) yang kemudian bersatu dan menjadi Kerajaan Gowa. Komunitas yang bergabung menjadi Kerajaan Gowa, diantaranya adalah Lakuing, Parang-Parang, Saumata, Tombolo, Data, Agangjene, Sero, Kalili, dan Bissei. Tumapa`risi` Kallonna yang telah mengubah daerah Makassar dari sebuah konfederasi antar-komunitas yang longgar menjadi sebuah Kerajaan atau negara kesatuan Gowa dan juga mengatur penyatuan antara Gowa dan Tallo serta kemudian merekatkannya dengan sebuah sumpah yang menyatakan bahwa apa saja yang mencoba untuk membuat mereka saling melawan (ampasiewai) akan mendapat hukuman Dewata.
Tumapa`risi`Kallonna banyak melakukan sejumlah penyerangan militer yang sukses yang berhasil menaklukkan negara tetangganya dan menciptakan sebuah pola ambisi imperial yang kemudian berusaha ditandingi oleh para penguasa-penguasa pada abad ke-16 dan ke-17. Kerajaan yang telah ditaklukkan oleh Tumapa`risi`Kallonna adalah Kerajaan Siang dan Kesultanan Bone, walaupun ada cerita yang menyebutkan bahwa Kesultanan Bone sebenarnya ditaklukkan oleh Tunipalangga.
Tunipalangga merupakan tokoh yang banyak dikenang karena sejumlah pencapaiannya, seperti yang disebutkan dalam Kronik (cerita para pendahulu) Gowa, yaitu :
1. Orang pertama kali yang membaca orang-orang Suppa, Bacukiki, dab Sawitto ke Gowa.
2. Pertama kali memasang meriam yang diletakkan di benteng-benteng besar.
3. Menaklukkan dan menjadikan bawahan Lengkese, Lamuru, Bajeng, Polombangkeng, Soppeng, serta berbagai negara kecil lainnya.
4. Menciptakan jabatan Tumakkajananngang.
5. Penguasa pertama yang pernah didatangi oleh orang asing (Melayu) di bawah Anakhoda Bonang untuk meminta tempat tinggal di Makassar.
6. Sebagai ahli strategi perang yang cerdas, pekerja keras, seorang narasumber, kaya dan berani.
7. Menetapkan sistem resmi pengukuran dan ukuran berat.
8. Pertama kali membuat dinding batu bata yang mengelilingi pemukiman Sombaopu dan Gowa.
Kerajaan Gowa banyak mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak dari Raja Gowa ke-1, Tumanurrung, hingga mencapai masa keemasaanya pada abad ke-17 dan kemudian mengalami masa penjajahan di bawah kekuasaan Belanda. Pada masa kekuasaan Raja Gowa ke-36, Andi Idjo Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin, menyatakan Kesultanan Gowa bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia yang merdeka dan bersatu. Kesultanan Gowa setelah bergabung dengan Republik Indonesia, kemudian menjadi Daerah Tingkat II Kabupaten Gowa, Andi Idjo akhirnya tercatat dalam sejarah sebagai Raja Gowa terakhir dan sekaligus menjadi Bupati Kabupaten Gowa pertama.